LABUHANBET- Batik, yang dahulu diketahui selaku baju tradisional, saat ini telah menjelma jadi bagian dari mode modern. Tadinya bisa jadi cuma dikenakan buat mendatangi kegiatan tradisional, namun saat ini konsumsinya telah bermacam- macam.
Terlebih, saat ini batik sudah ditetapkan oleh UNESCO selaku salah satu peninggalan budaya yang diakui dunia.
Orang juga jadi berbondong- bondong memakai batik. Apalagi, saat ini batik tidak cuma dipakai selaku motif buat baju, tetapi pula seprei, tas, sarung bantal, serta masih banyak lagi. Perihal ini menampilkan kalau batik terus menjadi digemari oleh warga.
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro, Kecil serta Menengah( LPDB- KUMKM) juga berkesempatan mendatangi Batik Syukestex, salah satu pelakon UKM yang bergerak di bidang manufacturing serta trading batik yang berlokasi di Pekalongan, Jawa Tengah.
Kunjungan dicoba ke kantor pusat, di Jalur Yudha Bhakti No 159 A, Medono, serta tempat penciptaan di Jalur Desa Watusalam Gang 1 Rt. 13 Rw. 07, Buaran, Pekalongan.
Syukestex sudah jadi mitra LPDB- KUMKM semenjak tahun 2013, dengan menemukan pinjaman dana bergulir sebesar Rp 1 miliyar dengan jangka waktu 48 bulan.
Tatu Nurhasanah, Direktur Pemasaran Syukestex berkata, pengajuan pinjaman dana bergulir ke LPDB- KUMKM sebab LPDB- KUMKM mempraktikkan bunga yang rendah dibanding bank ataupun lembaga keuangan lain. Suku bunga di LPDB meliputi program Nawa Cita 4, 5 persen( pertanian, perikanan, perkebunan), zona riil 5 persen( KUMKM zona manufaktur, kerajinan, industri kreatif), simpan pinjam 7 persen( koperasi simpan pinjam, LKB, LKBB serta BLUD), serta buat pembiayaan syariah ialah untuk hasil optimal 60: 40( KSPPS/ USPPS, LKB Syariah, LKBB Syariah).
Rencana ke depan, Syukestex berencana mengajukan permohonan pinjaman kedua buat tingkatkan lagi hasil produksinya, yang dikala ini cuma menggapai 8- 9 ribu kodi per bulan. Dia pula mau menaikkan mesin penciptaan yang nanti dibeli dari Bandung, Jawa Barat, buat menunjang 7 mesin yang dipunyai dikala ini, ialah steamer, curing, washing, drying, stenter, mesin setrika, boilersteam, boiler oil. Dengan begitu, Tatu berharap dapat penuhi permintaan pasar yang telah jadi langganannya.
“ Nanti ingin beli mesin second dari Bandung 1 unit biayanya kira- kira Rp 1, 5 miliyar. Jika barunya dapat dengan harga Rp 10 miliyar, itupun wajib beli dari luar, dapat dari Tiongkok, Jepang, Korea, ataupun Jerman,” kata Tatu.
Tatu mendesak LPDB- KUMKM lebih tingkatkan kedudukannya dalam membagikan pinjaman/ pembiayaan dana bergulir kepada pelakon usaha, semacam Syukestex. Baginya, dalam usaha yang padat karya semacam ini, hendak membagikan dampak yang positif, misalnya dalam rangka kenaikan produktifitas pasti secara otomatis hendak menaikkan tenaga kerja.
Perihal ini disadari betapa berartinya kedudukan pemerintah dalam menolong permodalan UMKM, spesialnya lewat LPDB- KUMKM, yang saat ini umurnya telah melebihi satu dasawarsa.
Ekspor Batik
Syukestex memproduksi seluruh berbagai batik baik tipe printing ataupun non- printing, pula sediakan busana bermotif batik dengan stok yang lumayan banyak. Sepanjang ini, batik produksinya 70 persen diekspor antara lain ke Tanzania, Kenya, Somalia, Senegal, Tepi laut Gading, Mali, Ethiopia, Djibouti, Dubai, dan Jeddah Arab Saudi.
Sebaliknya 30 persen menyasar pasar dalam negeri semacam Sulawesi Selatan, Kalimantan, Sumatera serta DKI Jakarta.
“ Pangsa pasar kami terdapat. Jika produktivitas kami terus berupaya tingkatkan. Tetapi buat permudah lagi jika dapat kami difasilitasi buat menjajaki pameran luar negara. Sepanjang ini kami berupaya sendiri, sehingga dapat tembus pasar Afrika,” tambah Idawati, Direktur Keuangan Syukestex.
Buat melindungi pelanggannya, Idawati berupaya senantiasa melindungi kuantitas serta mutu batik yang dihasilkan, motif pula disesuaikan dengan selera pasar. Perihal seperti itu yang membuat ikatan bisnis antara Syukestex, paling utama dengan buyer luar negara dari kawasan Afrika senantiasa terpelihara hingga saat ini.
Ikatan bisnis itu apalagi telah diawali semenjak usahanya masih dipegang oleh almarhum bapaknya.
“ Hambatan terdapat semacam permodalan, terlebih jika terdapat permintaan banyak otomatis wajib penciptaan banyak. Jadi alhamdulillah dibantu LPDB, sehingga meringankan,” ucap Idawati.
“ Alhamdulillah, kami masih eksis meski jika dilihat persaingan kian ketat. Namun berkat kreativitas bersama membuat usaha ini terus berjalan, hanya ya itu senantiasa saja kami perlu sentuhan dari pemerintah,” ucap ia.
LPDB Siap Bantu UKM Berbasis Ekspor
Sedangkan itu, Direktur Utama LPDB- KUMKM, Braman Setyo menegaskan, LPDB- KUMKM hendak menunjang pembiayaan UKM berorientasi ekspor yang terdapat di Tanah Air. Dalam perihal ini, dirinya mengapresiasi kompetensi UKM yang telah sanggup menembus pasar ekspor.
“ Intinya, jika memanglah diperlukan pembiayaan dari LPDB, kami hendak siap support pelaku- pelaku UKM yang berorientasi ekspor,” ungkap Braman.
Terpaut nasabah repeater( mengajukan kembali), Braman berkata senantiasa hendak penuhi permohonan pinjaman yang diajukan.
“ Aku kira tidak permasalahan jika repeater itu diulang- ulang kembali, tetapi nanti hendak terdapat batasannya misalnya hingga 3 kali serta jika telah mendekati 3 kali, mereka wajib pindah ke bank serta sebagainya,” tutur Braman.
"Kunjungi juga artikel menarik seputar our Slot Online Machine populer with big price and easy transaction di : INFO LABUHANBET"
0 Komentar